Kamis, 27 Juni 2013
Rabu, 26 Juni 2013
Kamis, 13 Juni 2013
MAKALAH MORFOLOGI DAN STRUKTUR BAKTERI
MORFOLOGI
& STRUKTUR BAKTERI
Disusun
Oleh :
KELOMPOK II
1. Annisa
Zaki Diranty L (A102.08.003)
2. Cahyani
Eka Tiastuti (A102.08.010)
3. Emi
Endraswati (A102.08.023)
4. Indriani
Puspita Putri (A102.08.034)
AKADEMI
ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. SEJARAH BAKTERI
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van
Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah
bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828,
diambil dari kata Yunani βακτηριον yang memiliki arti “small stick”.
B.
DEFINISI
BAKTERI
Bakteri,
berasal dari kata Latin, bacterium
(jamak, bacteria); adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka
sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal),
dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel,
sitoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri adalah
yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada di
mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak
patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya
berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter
(Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan
jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang
bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela
kelompok lain.
Bakteri
sering dikaitkan sebagai penyebab penyakit manusia dan hewan (seperti Leptospira,
yang menyebabkan penyakit serius ternak). Namun, beberapa bakteri,
Actinomycetes, menghasilkan antibiotik seperti streptomisin dan nocardicin;
yang lainnya hidup bersimbiosis dengan hewan (termasuk manusia) atau tempat
lain di tubuh mereka, atau pada akar tanaman tertentu, mengubah nitrogen
menjadi bentuk yang dapat digunakan. Bakteri meletakkan tang dalam yogurt dan
roti asam di penghuni pertama; bakteri membantu untuk menguraikan bahan organik
mati; bakteri membentuk dasar jaringan makanan di banyak lingkungan. Bakteri
semacam itu penting karena fleksibilitas mereka yang ekstrem, kapasitas untuk
pertumbuhan cepat dan reproduksi, dan usia besar - fosil tertua yang dikenal,
hampir 3,5 miliar tahun, adalah fosil bakteri-seperti organisme.
Bakteri termasuk dalam golongan
prokariota yaitu merupakan bentuk sel yang paling sederhana yang memiliki
ukuran dengan diameter dari 1 hingga 10 µm. Ciri yang membedakan prokariotik dengan
eukariotik adalah inti sel di mana sel prokariotik tidak mempunyai membrane
inti sel atau nukleus yang jelas.
Bakteri memiliki 2 pembagian struktur yaitu :
1. Struktur
dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi:
dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
2. Struktur
tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi: kapsul, flagelum, pilus(pili),
klorosom, Vakuola gas dan endospora.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara harafiah,
morfologi berarti 'pengetahuan
tentang bentuk' (morphos). Morfologi dalam cabang ilmu biologi adalah
ilmu tentang bentuk organisme,
terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup bagian-bagiannya.
Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1.
Morfologi makroskopik (Kolonial morfologi)
·
Karakteristik koloni : pengamatan pada plate agar
· Colony's Shape, Ukuran, Edge /
Margin, Chromogenesis / pigmentasi, Opacity, Ketinggian, Permukaan,
Konsistensi, Emulsifiability, Bau
2.
Morfologi mikroskopis (Seluler morfologi)
· Struktur sel bakteri : pengamatan di
bawah mikroskop
· dinding
sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan, kapsul,
flagelum, pilus(pili), klorosom, Vakuola gas dan endospora.
A. BENTUK
Ada 3 macam bentuk bakteri :
1. Bentuk
bulat (Kokus)
Bakteri berbentuk bulat (kokus =
sferis/tidak bulat betul) dibagi mejadi bentuk – bentuk sebagai berikut:
1.)
Monokokus,berbentuk
bulat, satu – satu, contohnya Monococcus
gonorhoe.
2.) Diplokokus, bentuknya bulat
bergandengan dua – dua, misalnya Diplococcus
pneumonia.
Diplococcus pneumonia
3.)
Streptokokus,
memiliki bentuk bulat bergandengan seperti rantai, sebagai hasil pembelahan sel
kesatu atau dua arah dalam satu garis.
4.)
Tetrakokus,
berbentuk bulat terdiri 4 sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar sebagai
hasil pembelahan sel kedua arah.
5.)
Sarkina,
berbentuk bulat terdiri atas 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai
hasil pembelahan sel ketiga arah, contohnya Sarcina
sp.
Sarcina sp
6.)
Stafilokokus,
berbentuk bulat, tersusun seperti kelompok buah anggur sebagai hasil pembelahan
sel ke segala arah.
Staphylococcus sp
2. Bentuk
batang (Basil)
Bakteri bentuk batang
dapat dibedakan ke dalam bentuk batang panjang dan batang pendek, dengan ujung
datar atau lengkung. Bentuk batang dapat dibedakan lagi atas bentuk batang yang
mempunyai garis tengah sama atau tidak sama di seluruh bagian panjangnya.
Selain itu bakteri bentuk batang juga dapat dipisahkan sebagai berikut :
a. Basil tunggal, berupa batang
tunggal, contohnya Escherichia coli
dan Salmonella typi.
Escherichia coli Salmonella typhosae
b. Diplobasil, berbentuk batang
bergandengan dua – dua.
Diplobacillus
sp
c. Streptobasil, berupa batang
bergandengan seperti rantai, contohnya Streptobacillus
moniliformis dan Azotobacter sp.
Streotobacillus
moniliformis
3. Bentuk
lengkung (Spiral)
Di bagi menjadi:
a.
Koma (vibrio),
berbentuk lengkungan kurang dari setengah lingkaran, contoh nya Vibrio colerae, penyebab penyakit kolera.
Vibrio colerae
b.
Spiral,
berupa lengkungan lebih dari setengah lingkaran , contohnya Spirillium minor yang menyebabkan demam
dengan perantara gigitan tikus atau hewan pengerat lainnya.
Spirillium minor
c.
Spiroooseta,
berupa spiral yang halus dan lentur, contohnya Treponema pallidum, penyebab penyakit sifilis.
Treponema pallidum
B.
UKURAN
BAKTERI
Ukuran bakteri tergantung pada
spesies dan fase pertumbuhan. Ukuran bakteri ada yang sangat kecil sehingga
sukar diamati dengan mikroskop biasa. Ukuran bakteri dinyatakan dengan satuan
micron (micron = 0,001 mm). Pengukuran besarnya bakteri dapat dilakukan dengan
okuler micrometer dan obyektif micrometer. Sebagai contoh adanya variasi ukuran
bakteri dapat dilihat pada daftar berikut :
NO
|
NAMA BAKTERI
|
GARIS TENGAH (µ)
|
PANJANG (µ)
|
1
|
Eschericia coli
|
0,5
|
1,0 - 3,0
|
2
|
Proteus vulgaris
|
0,5 - 1
|
1,0 - 3,0
|
3
|
Salmonella thyposae
|
0,6 - 0,7
|
2,0 - 3,0
|
4
|
Streptococcus lactis
|
0,5 - 1
|
|
5
|
Staphyllococcus aureus
|
0,8 - 1
|
|
6
|
Bacillus subtrilis
|
0,7 - 0,8
|
0,5 - 6,0
|
7
|
Bacillus anthracis
|
1 - 1,3
|
3,0 - 10,0
|
C.
SUSUNAN
SEL
Susunan sel bakteri terdiri dari :
1. Inti
Adanya
inti pada bakteri dapat dibuktikan dengan mikroskop electron. Pada mikrograf
electron, inti merupakan daerah yang tidak tembus cahaya electron. Ternyata
bagian yang tidak tertembus electron ini mnegandung asam deoksiribonukleat
(ADN). Inti bakteri tidak memiliki membran sehingga termasuk organisme
prokarion.
2. Sitoplasma
Merupakan
isi sel yang disebut juga protoplasma. Protoplasma merupakan koloid yang
mengandung karbohidrat, protein, enzim, kalsium karbonat dan volutin. Bakteri
sering menyimpan bahan cadangan makanan dalam bentuk granula-granula dalam
sitoplasma.
Volutin
adalah suatu zat yang banyak mengandung asam ribonukleat (ARN) dan yang mudah
menghisap zat warna tertentu., yaitu zat warna yang bersifat basa. Volutin
terdapat pada basil difteri, dan tampak sebagai titik-titik berwarna-warni
disebut granila metakromatik.
3. Lapisan
Permukaan
Lapisan permukaan dapat
berupa :
a. Membrane
sel
Membrane
sel adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan
fosfolipid dan protein. Selubung sel bakteri ini mengandung daerah transpor
untuk menutrisi daerah reseptor untuk virus bakteri dan baktreiosin.,
mempermudah interaksi inang-parasit, di samping sebagai tempat reaksi komponen
dan antibodi, dan sering mengandung komponen toksik untuk inang. Membran Sel
ini mempunyai sifat yang semipermeabel.
Fungsi
membrane sel:
1.) Transpor
bahan makanan secara selektif.
2.) Pada
spesies aerob merupakan tempat transport electron dan oksidasi-fosforlasi.
3.) Tempat
ekspresi bagi eksoenzim yang hidrolitik.
4.) Mengandung
enzim dan molekul-molekul yang berfungsi pada biosintesa DNA.
5.) Mengandung
reseptor protein untuk sistem kemotaktik
b. Dinding
Sel
Kebanyakan
dari bakteri mempunyai dinding sel, dinding sel tersebut terdiri dari berbagai
bentuk dan ukuran. Dinding sel ini berfungsi sebagai pertahanan bakteri agar
dapat bertahan hidup dalam lingkungannya serta mempertahankan tekanan osmotik
bakteri. Tekanan osmotik di dalam bakteri berkisar antara 5-20 atmosfir.
Dinding bakteri tersebut terdiri dari lapisan peptidoglikan yaitu susunan yang
terdiri dari polimer besar dan terbuat dari N–asetil glukosamin dan asam
N–asetil muramat yang saling berikatan silang (cross linking) dengan ikatan
kovalen. Dinding sel ditemukan pada semua bakteri hidup bebas kecuali pada Mycoplasma.
Mycoplasma
Dengan
adanya peptidoglikan, bakteri terbagi dua yaitu bakteri:
a. Gram
positip yaitu bakteri yang bila diwarnai dengan kristal ungu atau jodium lalu
dicuci dengan alcohol akan tetap mempertahankan warna ungu setelah pewarnaan.
Hal ini terjadi karena bakteri gram positip mempunyai lapisan peptidoglikan
yang lebih tebal.
b. Gram
negatip yaitu kebalikan gram positip di mana bakteri tersebut akan kehilangan
warna ungunya setelah dicuci dikarenakan peptidoglikan gram negatip lebih
tipis.
Tabel perbedaan bakteri Gram
positif dengan bakteri Gram negative :
NO
|
GRAM (+)
|
GRAM (-)
|
1
|
struktur dinding sel tebal, 15-80 nm
|
struktur dindng sel tipis, 10-15 nm
|
2
|
dinding sel berlapis tunggal, monolayer
|
dinding sel berlapis tiga, multilayer
|
3
|
dinding sel mengandung lipid lebih normal (1-4
%)
|
dinding sel mengandung lemak lebih banyak
(11-22 %)
|
4
|
mengandung asam teikoat
|
mengandung lemak (lipopolisakarida)
|
5
|
lebih rentan terhadap penisilin
|
kurang rentan terhadap penisilin
|
6
|
pertumbuhan dihambat oleh cat kristal violet
|
pertumbuhan tidak dihambat oleh cat kristal
violet
|
7
|
komposisi nutrisi lebih rumit
|
kompisisi nutrisi lebih sederhana
|
8
|
lebih resisten terhadap gangguan fisik
|
tidak resisten terhadap gangguan fisik
|
9
|
resisten terhadap alkali (KOH 1%) larut
|
resisten terhadap alkali (KOH 1%) lebih pekat
|
10
|
tidak peka terhadap streptomisin
|
peka terhadap streptomisin
|
11
|
toksin yang dibentuk endotoksin eksotoksin
|
toksin yang dibentuk endotoksin
|
Tabel perbedaan bakteri BTA (+)
dengan bakteri BTA (-) :
NO
|
BTA (+)
|
BTA (-)
|
1
|
memiliki lapisan lilin
dan asam lemak mikolat
|
tidak memiliki lapisan
lilin dan asam mikolat
|
2
|
lipid mencapai 60 %
dari berat dinding sel
|
(-)
|
3
|
tahan terhadap asam
|
tidak tahan terhadap
panas
|
Fungsi dinding sel :
1. Berperan
dalam pembelahan sel.
2. Pelaksana biosintesa dinding sel itu sendiri.
3. Determinan
antigen permukaan bakteri.
4. Pada
gram(-) dinding sel mempunyai aktivitas endotoksin.
D. STRUKTUR TAMBAHAN
1.
Kapsul
Kebannyakan
bakteri mempunyai lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel seluruhnya. Jika
lapisan lendir ini cukup tebal, maka bungkus ini disebut kapsul. Lendir tidak mudah menghisap zat warna, hanya dengan
pewarnaan yang khusus, lendir dapat terlihat. Kapsul berbeda dengan bahan
lendir hasil metabolisme yang merupakan hasil sekresi.
Beberapa
bakteri ada yang membentuk lendir sebgai hasil sekresi, apabila ditumbuhkan
pada media yang mengandung gula tertentu. Kapsul dan lendir dapat dibedakan
dari segi morfologi dan biokimianya. Kapsul adalah bagian dari sel sedangkan
lendir merupakan hasil sekresi.
Fungsi
kapsula pada bakteri selain untuk melindungi sel terhadap faktor-faktor
lingkungan (misal terhdap kekeringan) juga bekerja sebagai pengikat antar sel.
Kapsul mempunyai arti penting, karena erat hubungannya dengan sifat virulensi
bakteri-bakteri patogen, apabila kehilangan kapsulnya maka akan turun
virulensinya.
2. Flagel
Flagel
adalah alat yang digunakan untuk gerakan bakteri. Semua bakteri yang berbentuk
lengkung dan sebagian bakteri-bakteri yang berbentuk batang mempunyai flagel.
Bakteri yang berbentuk coccus jarang sekali yang mempunyai flagel. Ukuran
flagel sangat kecil dan tidak terlihat dengan mikroskop tanpa pengecatan. Tebal
flagel antara 0,02 – 1 mikron, tergantung dari spesies bakteri, sedang
panjangnya flagel biasanya melebihi panjangnya sel bakteri. Flagel terdiri dari
bahan protein yang elastik, disebut flagelin
yang mirip dengan myosin (suatu protein pada otot). Flagel berasal dari
protoplasma, buka berasal dari dinging sel.
Berdasarkan
letak dan jumlah flagelnya bakteri dapat dibagi menjadi 5 golongan, yaitu :
a.
Atrik : bakteri yang tidak mempunyai flagel / alat
gerak
b.
Monotrik : bakteri yang mempunyai satu flagel / alat
gerak pada salah satu ujung tubuhnya.
c.
Lofotrik : bakteri yang memiliki sejumlah flagel / alat
gerak pada satu ujung tubuh bakteri.
d.
Amfitrik : bakteri yang mempunyai sejumlah flagel /
alat gerak pada kedua ujungnya.
e.
Peritrik : bakteri yang mempunyai flagel / alat gerak
pada seluruh permukaan tubuhnya.
Contoh :
3. Pili
Pili
adalah benang-benang halus yang menonjol keluar dari dinding sel. Kebanyakan
terdapat pada bakteri gram negative. Panjang pili berkisar antara 0,5 – 20
mikron. Pili tersusun melingkari sel, mempunyai jumlah kurang lebih 150 buah
tiap sel.
Pili
mengandung suatu protein yang disebut pilin. Dalam garis besarnya dapat
dikatakan, bahwa pili merupakan alat untuk melekat, misalnya dengan adanya pili
sel-sel beberapa bakteri dapat melekat dekat permukaan medium cair di mana
kadar oksigennya lebih baik.
Pili
juga dapat melekatkan sel satu dengan sel lainnya. Fungsi perlekatan ini
penting pada peristiwa konjugasi. Konjugasi adalah peristiwa penggabungan
sel-sel jantan dengan sel-sel betina. Sel-sel bakteri jantan dilengkapi dengan
pili khusus yang disebut pili kelamin (sex pilus). Pada waktu konjugasi sel ini
melekat pada dinding sel betina.
4. Endospora
Endospora
yaitu suatu benda berbentuk bulat atau bulat lonjong, bersifat sangat membias
cahaya, sukar dicat dan sangat resisten terhadap faktor-faktor luar yang jelek.
Fungsi spora pada bakteri bukan sebagai alat reproduksi seperti halnya pada
fungi. Spora bakteri mempunyai arti lain, yaitu bentuk bakteri yang sedang
dalam usaha mengamankan diri terhadap pengaruh buruk dari luar. Bakteri yang
membentuk spora adalah dari genus Bacillus
dan Clostridium, selain itu juga
beberapa spesies dari Sarcina sp.
Spora Bacillus sp spora
Clostridium tetani
Menurut
KNAYSI, terjadinya spora atau sporulasi itu dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu
:
1.) Tahap
permulaan, mula-mula koloni menunjukkan pertumbuhan yang sangat lambat.
2.) Setelah
beberapa jam, terlihat adanya bahan-bahan lipoprotein yang menggumpal ke salah
satu ujung sel, sehingga ujung itu tampak padat.
3.) Maka
timbullah bungkus yang menyerupai calon spora. Selubung terdiri dari 2 lapis,
yaitu kulit luar disebut eksin dan kulit dalam disebut intin. Pada beberapa
spesies, intin itu menjadi dinding sel, apabila sel melanjutkan pertumbuhannya
menjadi bakteri biasa.
4.) Pada
tahap yang terakhir, spora tampak berubah bentuk dan berubah volume. Endospora
dapat tetap tinggal di salah satu ujung atau ditengah-tengah sel.
Kedudukan spora bermacam-macam, ada yang
terminal (jika kedudukannya di ujung), sentral (jika kedudukannya di tengah),
dan sub terminal (jika kedudukannya diantara ujung dan tengah).
5. Klorosom
Klorosom
adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen
klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat
pada bakteri yang melakukan fotosintesis. Contoh bakteri yang memiliki klorosam yaitu Rhodobacter sphaeroides.
Rhodobacter sphaeroides
BAB III
PENUTUP
Secara harafiah, morfologi berarti 'pengetahuan
tentang bentuk' (morphos). Morfologi dalam cabang ilmu biologi adalah
ilmu tentang bentuk organisme,
terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup bagian-bagiannya.
Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu morfologi makroskopis dan
morfologi mikroskopis.
Morfologi
makroskopis mencakup morfologi koloni pada media plate. Sedangkan morfologi
mikroskopis mencakup struktur bakteri saat diamati di bawah mikroskop seperti
dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan,
kapsul, flagelum, pilus (pili), klorosom, Vakuola gas dan endospora.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan.1989.Bakteriologi Klinik.Jakarta:Depkes
RI
Crayonpedia.2010.Bentuk
dan Ukuran Bakteri. http://www.crayonpedia.org/mw/1._Bakteri_10.1. diakses pada 9 Oktober 2012
TonyB.2008.Bakteri,
cirri-ciri, struktur, perkembangbiakan dan cara memanfaatkannya. http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/17/bakteri-ciri-ciri-struktur-perkembangbiakan-bentuk-dan-manfaatnya/. Diakses 10 Oktober 2012
Langganan:
Postingan (Atom)